Explore
Also Available in:
gambar diadaptasi dari ©iStockphoto/SVLumagraphica tyre tracks in sand

Batu Instan

oleh David Catchpoole
diterjemahkan: Melkisedik Hassa

Kalau masih ada yang menganggap bebatuan hanya dapat terbentuk setelah jutaan tahun, maka hasil percobaan yang dibuat oleh Murdoch University di Perth, Australia Barat benar benar akan mengubah anggapan tersebut.

Karena dengan bantuan mikroba-mikroba tertentu yang ditambahkan pada pasir, para peneliti dari Murdoch University tersebut telah mampu mengubah pasir tersebut menjadi batu dengan cepat.1

Para peneliti menemukan bahwa bakteri Sporosarcina pasteurii2 dapat memproduksi bahan aktif semen (dapat juga disebut sebagai “biocement” atau semen biotik) yang dapat memfasilitasi partikel-partikel pasir untuk saling mengikat.3

Mulai dari pasir yang lembut, dan tambahkan adonan khusus yang mengandung bakteri, “kami telah menemukan bahwa semakin sering hal ini dilakukan semakin keras jadinya” kata Dr Ralf Cord-Ruwisch.

Jadi dari pasir yang halus, berubah jadi batu sekeras marbel dalam waktu singkat!

“Bongkahan yang terbesar yang pernah kita buat adalah bongkahan yang dibuat menggunakan kontainer besar untuk pengiriman lewat kapal laut,” kata Dr Cord-Ruwish, “hanya untuk membuktikan bahwa proses ini bukan hanya bisa dilakukan di laboratorium.”1

Hasil-hasil penelitan ini telah membangkitkan semangat banyak orang, mereka yang sadar bahwa teknologi semen biotik ini akan sangat bermanfaat untuk industri konstruksi dan pertambangan-jadi manfaat teknologi ini bukan hanya agar rumah-rumahan pasir di pantai bisa dibawa pulang-.

Sebuah perusahaan dari Belanda telah mengirim sampel pasir dari negara itu untuk di tes. Dr Cord-Ruwisch menjelaskan bahwa orang Belanda sangat berkepentingan dalam mensolidifikasi timbunan-timbunan yang mencegah air laut membanjiri sebagian besar wilayah negara itu yaitu area-area reklamasi yang berada di ketinggian di bawah permukaan laut.

“Umumnya timbunan-timbunan dibuat dari bebatuan, bahan-bahan yang keras, tapi di Belanda keadaannya seperti di Perth dimana hanya pasir saja yang tersedia.” katanya. “Walaupun timbunan-timbunan yang terbuat dari pasir lebih tahan lama, tapi lebih beresiko karena air dapat masuk ke dalam timbunan dan menjadi semacam pelumas, hal ini mengakibatkan partikel-partikel pasir di dalam jadi bergerak-gerak bertukar tempat satu-sama lain. Hal ini membuat timbunan-timbunan tersebut jadi tidak stabil.”1 Mereka kagum dan tertarik akan kemampuan bakteri tersebut menyemen sampel pasir mereka dengan kuat.4

Teknik semen biotik ini sangat berguna kalau diaplikasikan untuk pertambangan. Dr. Cord-Ruwisch menjelaskan, “prosesnya tidak membutuhkan oksigenisasi. Secara teori seharusnya kita dapat langsung mensolidifikasi dasar laut untuk tujuan pengeboran minyak. Kita juga dapat mengebor terowongan-terowongan di dalam pasir, lalu kita dapat mengeraskan pasir-pasir tersebut agar tidak longsor ke dalam lubang.”1

Moral dari artikel ini, Pada banjir di zaman Nuh (sekitar 4500 tahun yang lalu), kemungkinan ada banyak mikroba yang “berenang-renang dan/atau melayang-layang” dan juga yang terkubur di dalam pasir pada keadaan rendah oksigen, keadaan ini cocok bagi mereka untuk memproduksi bahan aktif semen ke sedimen-sedimen di sekitarnya. Tak heran kita dapat melihat akibat dari peristiwa ini, yaitu ada begitu banyak makhluk-makhluk yang terawetkan (fosil-fosil) di dalam lapisan-lapisan sedimen yang keras sekeras batu!

Artikel-artikel lain yang berkaitan

Catatan dan Referensi

  1. Calvo, S., Para ilmuan mengubah pasir menjadi batu, Science Alert, sciencealert.com.au/news/20090705-19095.html, 7 Mei 2009. Kembali ke bacaan.
  2. Sebelumnya dikenal sebagai Bacillus pasteurii. Kembali ke bacaan.
  3. Pada lingkungan yang kaya kalsium, enzim urease yang dimiliki oleh bakteri (enzim yang berperan untuk hidrolisis urea) menghasilkan produk sampingan yaitu semen kalsit (kalsium karbonat) yang bersifat mengikat. Whiffin, V., Microbial CaCO3 proses yang memfasilitasi percepatan produksi semen biotik, PhD thesis, 2004—Ikhtiar dilihat melalui Program Tesis Digital milik Murdoch University, researchrepository.murdoch.edu.au/399, terakhir diakses pada 3 Juli 2012. Kembali ke bacaan.
  4. Universitas Murdoch, Synergy 6(2): Musim Dingin 2002, Semen biotik untuk rumah-rumahan pasir, about.murdoch.edu.au/synergy/0602/biocement.html, terakhir diakses 22 October 2009. Kembali ke bacaan.

Helpful Resources