Explore
Also Available in:

Kekeliruan kumbang

Serangga yang tak dapat terbang di pulau yang rawan badai
Bahkan cacat alam kadang-kadang membawa manfaat

oleh: Carl Wieland
penerjemah: Sammy Wiriadinata Lee, June 2010

Kendala besar bagi kepercayaan evolusi adalah ini: mekanisme apakah yang mungkin dapat menambahkan informasi extra yang dibutuhkan untuk mengubahkan makhluk bersel-tunggal sehingga berkembang menjadi pelican, pohon palem, dan manusia? Seleksai alami tidak dapat melakukan itu—seleksi mencakup membuang informasi yang telah ada. Sekelompok makhluk mungkin telah lebih teradapsi kepada dingin, misalnya, dengan meniadakan informasi genetic untuk membuat bulu yang tebal.

Namun itu tidak memberikan penjelasan darimana datangnya informasi untuk membuat bulu yang tebal itu. Bagi evolusionis hanya ada satu saja pilihan permainannya untuk menerangkan informasi baru yang teori mereka butuhkan, yaitu mutasi. Ini adalah kesalahan tak disengaja waktu informasi genetika (satu set instruksi dalam kode bagi DNA yang merupakan ‘resep’ atau ‘cetak biru’ yang memberikan spesifikasi pembentukan dan pengoperasiannya bagi setiap makhluk) dicopy dari satu generasi ke generasi berikutnya. Sebenarnya adalah alamiah bahwa setumpukan informasi yang kacau balau seperti itu bertendensi untuk kalau tidak berbahaya,1 ya paling baik adalah akan bersikap netral.2

Namun demikian, para evolusionis percaya bahwa sekali-sekali, suatu mutasi ‘yang baik’ akan muncul yang akan diterima baik oleh seleksi dan akan membiarkan makhluk itu untuk berkembang dalam perjalanan evolusinya menjadi sesuatu yang berbeda seluruhnya.

Tipe perubahan yang salah

Apakah ada mutasi yang ‘baik’? Para evolusionis menunjukkan kepada segelintir kasus-kasus dimana mutasi telah menolong sesuatu makhluk untuk bertahan lebih baik dibandingkan mereka yang tanpa memilik hal itu. Sebenarnya mereka harus mengadakan tinjauan yang lebih seksama lagi.

Kekeliruan yang ‘baik’ itu adalah tetap merupakan perubahan yang salah untuk mengubah seekor ikan menjadi suatu makhluk yang ahli filsafat—mereka itu sedang menuju arah yang salah. Gantinya menambahkan informasi, mereka itu menghancurkan informasi, atau merusakkan caraya itu dapat dilahirkan (ini tidak mengherankan karena itu adalah merupakan kesalahan-kesalahan yang terjadi secara acak. )

Sebagai contoh, kumbang-kumbang yang kehilangan sayapnya. Sejenis kumbang tertentu hidup di benua yang luas; tipe kumbang yang sama di pulau kecil yang sangat berangin tidak mempunyai sayap.

Apa yang terjadi mudah dibayangkan. Dari waktu ke waktu diantara penduduk kumbang, mungkin saja terjadi cacat mutasi yang menghalangi sayapnya untuk terbentuk. Ini disebabkan karena informasi ‘pembuatan sayap’ itu hilang atau dikacau balaukan. Gene yang dirusakkan (gene itu asalah sebagai suatu ‘kalimat’ panjang yang membawa satu bagian dari keseluruhan instruksi yang dicatat dalam DNA) dan ini akan diteruskan kepada keturunan kumbang itu, dan demikian seterusnya, sementara informasi itu di copy berulang kali. Semua keturunan kumbang itu akan tidak bersayap.

Jikalau kumbang yang dengan cacat demikian yaitu tidak bersayap hidup di benua Australia, misalnya, maka dia akan lebih kurang kesempatan terbang menjauhi pemakan kumbang, sehingga iatu akan lebih mungkin dipunahkan dengan ‘kebertahanan dari yang paling pantas’ sebelum dia bisa mempunyai keturunan. Jadi apa yang dinamakan ‘seleksai alamiah’ seperti itu akan menolong memunahkan (atau sedikitnya mengurangi tertambahnya jenis itu) oleh sebab kekeliruan genetik itu.

Tertiup angin

Sebaliknya, dipulau yang berangin, kumbang yang bisa terbang malah akan tertiup angin kedalam laut, jadi tidak memiliki sayap malah akan menjadi keuntungan baginya. Pada waktunya, kepunahan dari semua kumbang yang bersayap itu akan memastikan bahwa hanya jenis yang baru yang tak bersayap ini saja yang akan dapat bertahan hidup, jadi akan berupa ‘yang diseleksi alam’. “Nah, itu dia!’ kata penganut evolusi. Suatu mutasi yang menguntuntungkan—bukti evolusi sedang dalam kenyataan beraksi!” Namun, ini gagal untuk meneguhkan kasusnya, karena walaupun itu berguna dalam kebertahanan hidup ini adalah tetap sebuah cacat—suatu kehilangan atau kerusakan informasi. Ini malah tengadahnya dari apa yang diperlukan evolusionis untuk mendemonstrasikan evolusi sebenarnya.

Untuk mendukung kepercayaan dalam proses yang dianggap bisa mengubahkan molekul menjadi manusia dibutuhkan mutasi untuk menambahkan informasi. Bukti yang menunjukkan suatu kekeliruan kehilangan informasi bisa memberikan keuntungan kebertahanan adalah tidak relevan, sebagai bukti bagi teori evolusi.

Dengan secara singkat,

  1. Teori evolusi membutuhkan mutasi yang seolah-olah ‘mendaki bukit’—untuk menambahkan informasi.
  2. Mutasi yang telah kita amati adalah umumnya merupakan netral (mereka itu tidak menambahkan informasi, atau ‘makna’ baru dalam kodenya) atau mereka itu merupakan informasi yang menuruni bukit—suatu cacat alam yang menghilangkan/merusakkan informasi.
  3. ‘Keuntungan’ langka dari mutasi yang dipegang kokoh oleh para evolusionis, semua tampaknya seperti kumbang yang tak bersapa itu—perubahan-perubahan yang menuruni bukit, yang walaupun benar itu memberikan keuntungan dalam kebertahanan, tapi semuanya menjurus kearah yang persis sebalinya bagi teori evolusi.

Semua pengalaman nyata alami, terutama sekali dalam ‘abad informasi,’ akan menunjukkan bahwa bergantung kepada cacat secara kebetulan dari pengkopian untuk menimbulkan informasi yang sesunggahnya adalah hanya merupakan angan-angan hampa dari ‘orang-orang yang hanya berdasar iman’ dan bukanlah merupakan sesuatu yang berupa sains.

Catatan

  1. Ribuan penyakit keturunan pada manusia, misalnya, adalah diakibatkan oleh cacat mutasi yang diwarisi seperti itu. Kembali kepada bacaan
  2. Dengan kata lain, yang tidak ada efeknya pada hasilnya, atau pada arti yang dinyatakan oleh kode itu. Dengan menggunakan analogy bahasa Inggris (yang harus diakui sangat terbatas) kita asumsikan sebuah berita sedang disampaikan yang berbunyi: ‘the enemy is now attacking,’, artinya ‘musuh sekarang sedang menyerang ’ menjadi ‘the enemy is not attacking’ , ‘musuh sekarang tidak menyerang.’ Akibatnya tentu adalah penuh dengan malapetaka, sama dengan mutasi yang berbahaya tadi. Sedangkan hanya perubahan pada huruf ‘e’ menjadi ‘a’ : ‘the enemy is now attacking’ menjadi ‘tha enemy is now attacking’ adalah bersifat netral; suatu perubahan, tapi tidak mempengaruhi efek akhirnya. Kembali kepada bacaan