Explore
Also Available in:

Dinosaurus yang memakan rumput

Sebuah ‘perjalanan-waktu’ yang merupakan problema bagi evolusi

oleh David Catchpoole
penerjemah: Sammy Wiriadinata Lee, June 2010

Buku-buku pelajaran Evolusi telah lama amengajarkan bahwa bukti-bukti fosil menunjukkan bahwa rumput itu telah berkembang sekitar 55 juta tahun yang lalu, yakni sesudah punahnya dinosaurus (sekitar 65 juta tahun lalu). Celakalah pelukis yang berani melukiskan dinosaurus dengan rumput pada gambar yang sama!

Photo stock.xchng Dinosaur

Tetapi bukti-bukti yang baru telah menyebabkan ‘perjalanan-waktu’ dalam buku-buku evolusi jadi belepotan dengan teka-teki yang sangat pelik. Para penyelidik telah menemukan kotoran dinosaurus yang mengandung sisa-sisa dari paling sedikit lima macam rumput.1 Ini bukan hanya berarti bahwa rumput sudah ada pada saat yang sama dengan dinosaurus, tapi (paling sedikit beberapa) dari dinosaurus itu juga memakan rumput itu.2 Tetapi bagaimana mereka itu bisa memakan sesuatu yang diperkirakan belum berkembang pada saat itu?

Seperti yang dikomentari oleh salah seorang penyelidik itu, penemuan phytoliths di rumput (sejenis silikat yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan) pada kotoran dari dinosaurus itu adalah merupkan sesuatu yang ‘sangat mengejutkan’.3,4 Jadi penemuan bukti yang baru ini akan memaksa suatu revisi yang daramatis pada teori evolusi mengenai asal mulanya rumput-rumputan.

Memberikan laporan mengenai penemuan baru itu, majalah New Scientist dalam memberikan penekanan tentang garis besar penting tentang peristiwa dramatis itu dengan menjelaskan bahwa para pelukis yang sebelumnya dikritik karena membuat ‘kesalahan’ dalam menggambarkan rumput disamping dinosaurus rupanya sebenarnya benar dan tidak salah sama sekali sejak dini.

Gambaran impresi ‘para pelukis’ tentang dinosaurus sedang memakan rumput dilapangan rumput dianggap sama buruknya dengan menggambarkan mereka itu sedang bercengkerma dengan manusia-manusia gua, tapi penyelidikan yang seksama terhadap kotoran yang menjadi fosil itu sudah menyatakan bahwa binatang prasejarah itu memang benar ada memakan rumput.3

Sebagaimana yang telah kami komentari beberapa kali, salah menafsirkan ‘catatan fosil’ sebagai perkembangan evolusi mencapai jangka waktu jutaan (dan milyaran) tahun akan menimbulkan teka-teki yang memusingkan bagi evolusionis. Tapi dari sudut pandangan Alkitab, lapisan-lapisan batu dan fosil-fosil yang tertanam disitu adalah satu peninggalan logis dari air bah yang secara global dizaman Nuh (sekitar 4.500 tahun yang lalu) dan sebagai rentetan peristiwa yang menyusul sesudah itu. (Lihat pada kotak: ‘dilema’ kotoran dinosaurus.)

Alkitablah dan bukan ‘catatan fosil’, yang menceritakan urutan munculnya makhluk-makhluk hidup diatas planet ini. Jadi rumput itu diciptakan pada Hari ke 3 dari Minggu Penciptaan, dengan demikian mereka itu sebenarnya mendahului dinosaurus, yang telah diciptakan bersama dengan binatang darat lainnya dan manusia pada Hari yang ke 6.

Jadi adalah OK saja bagi pelukis untuk menggambarkan rumput, manusia,5 dinosaurus dan animal lainnya serta tumbuh-tumbuhan sama-sama hidup dalam kurun waktu yang sama. Tidak ada masalah dengan ‘perjalanan-waktu’ bila kita mulai dari Alkitab. Dan dinosaurus itu bukan binatang ‘prasejarah’ karena mereka itu hidup bersama-sama setelah dimulaikannya catatan sejarah tertulis, harus kami tambahkan, yaitu pada permulaan dari terjadinya waktu itu sendiri (Kejadian. 1:1).

Foto oleh Linda Lou Haywood, <rocksandminerals.com>. Dung

‘Dilema’ kotoran dinosaurus

Fakta bahwa kita menemukan fosil dari kotoran dinosaurus menyatakan terjadinya penguburan secara serentak dilingkungan yang tak mengandung oxygen—karena dalam keadaan lain bagaimana itu bisa diawetkan demikian?

Dan kotoran seperti itu telah ditemukan dimana-mana diseluruh dunia—ini sangat konsisten dengan adanya air bah yang merupakan malapetaka dahsyat secara global (Kejadian 6–9). Jadi, dari pihak Alkitab, tidak ada ‘dilema’ sama sekali.

Referensi dan catatan

  1. Prasad, V., Strömberg, C., Alimohammadian, H., and Sahni, A., Dinosaur coprolites and the early evolution of grasses and grazers, Science 310(5751):1177–1180, 18 November 2005. Kembali kepada bacaan.
  2. Piperno, D., and Sues, H.-D., Dinosaurs dined on grass, Science 310(5751):1126–1128, 18 November 2005; perspective on ref. 1. Kembali kepada bacaan.
  3. Hecht, J., Dino droppings reveal prehistoric taste for grass, New Scientist 188(2527):7, 2005. Kembali kepada bacaan.
  4. Menurut para penyelidik, kotoran yang telah menjadi fosil, yang berukuruan sampai 10 cm garis menengahnya, kemungkinan datangnya dari titanosaurus, jenisnya dinosaurus yang paling umum diketemukan pada lapisan batu-batuan yang mengandung fosil kotoran tersebut. Perkins, S., Ancient grazers: find adds grass to dinosaur menu, Science News Online, 2 May 2005. Kembali kepada bacaan.
  5. Ajaran evolusionis telah menuntun banyak orang (bahkan banyak orang Kristen) untuk menerima keberadaan dari makhluk primitive ‘Zaman Batu’ jenis ‘manusia gua’ yang dianggap mendahului evolusi menjadi petani, dan pandai besi, dan sebagainya. Tetapi Alkitab menjelaskan manusia sejak dari pertama telah melakukan pekerjaan bercocok tanam (Kejadian 2:15), menanam hasil tuaian (Kejadian 3:17, 4:2-3) , dan juga menempa perkakas dari logam (Kejadian 4:22). Alkitab juga menguraikan bahwa kemudian memang ada manusia (tapi bukan ‘manusia gua’ nya evolusionis) yang menghuni gua-gua, misalnya Lot dan anak-anak perempuannya (Kejadian 19:30), raja-raja pada zaman Yusak (Yusak 10:16, 22–223), Samson (Hakim-hakim 15:7–8), Daud (1 Samuel 22:1), dan Elia (1 Raja-raja 19:9). Kembali kepada bacaan.